December 20, 2016

Tujuan Pengasuhan


Apakah Anda Punya Blueprint (Tujuan Pengasuhan) untuk Anak Anda?

Bagaimana jika seseorang melakukan perjalanan tanpa memiliki tujuan? Perjalanan tersebut bisa tetap terjadi, namun di akhir perjalanan hanya ada 3 kemungkinan: mendapat sesuatu karena keberuntungan, tidak mendapat hasil apa-apa, atau bahkan tersesat.

Dalam menjalankan amanah pengasuhan, sanggupkah kita bertaruh untuk ketiga kemungkinan di atas sedangkan pada akhirnya kita pasti dimintai pertanggungjawaban?

Dalam riset yang dilakukan YKBH kepada para ibu dari beragam usia dan kemampuan ekonomi, diperolehlah hasil bahwa orangtua tidak memiliki tujuan pengasuhan yang spesifik. Sehingga, beginilah anak-anak kita, anak-anak yang dalam riset kami 30 dari 100 anak telah melihat pornografi secara sengaja di kelas 4, 5, dan 6 SD. Hasil dari pengasuhan tanpa arah.

Di lain sisi, mereka adalah penghuni rumah masa depan. Maka, biarkan ia sendiri yang membangunnya. Sebagai malaikat penjaga, kita hanya diamanahi untuk memastikan ia kembali dengan selamat kepada Pemiliknya seiring ia membangun rumah masa depannya.

Bagaimana caranya?

Anak belum memiliki pemahaman yang mumpuni tentang hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, ia membutuhkan tujuan, pola dasar, denah, perencanaan, agar punya acuan bagaimana rumah masa depan yang akan dibangunnya.

Bukan membuatkan rumahnya, cukup perencanaannya saja. Tentu saja dengan mempertimbangkan peran yang akan dijalaninya sepanjang hidup dan berlandaskan atas kebenaran hakiki (agama). Sebutlah perencanaan ini sebagai Blueprint atau Tujuan Pengasuhan.

Apa saja poin blueprint atau tujuan pengasuhan itu?

Setiap manusia lahir dengan tujuan penciptaan dari Allah swt. Apa sih tujuan penciptaan manusia? Ada dua dimensi, yaitu dimensi vertikal (hablumminallah) dan dimensi horizontal (hablumminannas).

Dalam dimensi vertikal, tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Beribadah berarti melakukan segala sesuatu hal yang diridhai oleh Allah. Melaksanakan aktivitas ibadah yang diridhai Allah akan menjadikan seseorang mendapat predikat tertinggi di mata Allah, yaitu predikat hamba. Maka, blueprint pertama pengasuhan kita adalah menjadikan anak kita sebagai hamba yang bertakwa.

Sedangkan dalam dimensi horizontal, manusia diciptakan agar menjadi Khalifah yang akan menjaga, mengelola, dan memakmurkan bumi. Yang mana jika kita menjalaninya dengan baik, juga merupakan bentuk ibadah hamba kepada Allah.

Yang perlu diingat, peran khalifah itu general. Dari memimpin diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat. Namun jangan sampai terbalik. Ingat ya, diri sendiri dulu, lalu keluarga, baru masyarakat.

Kemampuan memimpin diri sendiri sudah terangkum dalam blurprint pertama, blueprint selanjutnya sebagaimana tuntunan agama adalah kemampuan anak memimpin keluarga.

Di masa depan, anak kita akan membangun keluarga. Ia akan menjadi suami atau istri jika Allah menghendaki, dan akan menjadi ayah atau ibu jika Allah menghendaki. Kita sebagai orangtua berkewajiban mempersiapkan anak untuk menjadi suami atau istri serta ayah atau ibu yang baik agar tercipta keluarga surga.

Menikah bukan hanya tentang menyatukan dua keluarga, namun meletakkan satu batu bata peradaban. Menikah adalah tentang menciptakan generasi penerus yang BEST (Behave Emphatic Smart Tough). Maka, tanggungjawab kita mempersiapkan anak kita menjadi ayah ibu pendidik generasi BEST.

Sebagai makhluk sosial, anak kita dibutuhkan perannya di berbagai peran kemasyarakatan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Sebagaimana tujuan penciptaan manusia dalam dimensi horizontal, maka didik anak kita siap bermanfaat untuk masyarakat agar menjadi Khalifah yang mampu menjaga, mengelola, dan memakmurkan bumi.

Untuk menjalankan peran kebermanfaatan ini, bisa dilakukan secara professional melalui jalur profesi formal, bisa juga dilakukan melalui jalur non profesi (hobi misalnya). Maka, penting juga bagi kita membekali anak-anak kita dengan aneka ragam ilmu dan keahlian yang diminatinya.

Tak perlu fokus dari awal jika anak berminat dengan banyak hal, kita tidak pernah tahu ilmu dan keahlian mana saja yang akan ia manfaatkan sepanjang hidupnya. Jangan pula menitipkan mimpi-mimpi kita yang tidak kesampaian, biarkan anak kita melukiskan dinding masa depannya sendiri.

Mendidik anak laki-laki tentulah berbeda dengan mendidik anak perempuan. Mengapa? Karena ada beberapa peran yang diemban laki-laki dewasa namun tidak diemban perempuan dewasa. Misalnya, menjadi pemimpin keluarga inti dan pengayom keluarga besar.

Jadi, apa saja blueprint (tujuan pengasuhan) untuk anak kita?
  1. Menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah swt
  2. Menjadi suami dan istri yang baik
  3. Menjadi ayah ibu pendidik generasi BEST
  4. Menjadi pribadi yang berilmu dan memiliki keahlian
  5. Menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat secara profesional
Bagi anak perempuan, 5 blueprint ini sudah cukup, namun bagi anak laki-laki ada 2 poin lagi, yaitu :
  1. Menjadi pendidik istri dan anak-anak
  2. Menjadi pengayom keluarga

Blueprint memandu orangtua untuk membuat target jangka pendek dan menengah mengenai tujuan pengasuhannya, dan mengevaluasi apakah pengasuhannya efektif dengan hasil akhir yang diharapkan.

Ajak diskusi pasangan kita tentang apa saja blueprint bagi anak kita agar kita menjadi orangtua yang kompak dan konsisten. Samakan “suara”, nggak lucu kan kalo ayah nyanyi lagu Burung Kakatua, ibu nyanyi lagi Topi Saya Bundar? Karena anak kita bisa bingung dan bertanya-tanya, “Jadi aku harus gimanaaaaa?”. Anak-anak kita membutuhkan orangtua yang solid.

Anak kita perlu mengetahui blueprint bagi dirinya agar ia terbantu untuk tetap on the track dengan tujuan penciptaannya.

Yuk asuh anak kita sesuai blueprintnya... 😊



Sumber :

No comments:

Post a Comment