Di artikel sebelumnya, kita sudah menyebutkan 4 poin mendidik anak menjadi suami dan istri yang baik, yaitu :
1. Memperkuat konsep diri anak
2. Berkomunikasi asertif
3. Mendidik anak mengenai komitmen, dan
4. Mendidik anak mengenai kerjasama
Di artikel sebelumnya juga kita sudah cukup rinci membahas tentang memperkuat konsep diri anak untuk mendidik mereka menjadi suami dan istri yang baik. Selanjutnya kita akan membahas lebih rinci mengenai kemampuan komunikasi asertif yang terbuka dan dua arah.
Ayah Bunda dapat memulainya dengan memberikan teladan dari bagaimana kita berkomunikasi dengannya dan dengan pasangan kita.
Membiasakan seluruh anggota keluarga menerima perasaan dan berempati pada perasaan orang lain juga merupakan kemampuan yang perlu ditanamkan, agar anak kita menjadi suami dan istri yang memahami dan berempati pada perasaan pasangannya.
Pada prinsipnya, perasaan adalah hal yang perlu untuk dibicarakan. Biasakan untuk menyelesaikan masalah dengan diskusi menggunakan kalimat yang baik dan intonasi yang tepat.
Jika ayah dan bunda sedang dalam masalah, tunjukkan pada anak bahwa orangtua bekerjasama menyelesaikan masalah. Anak boleh dilibatkan dalam diskusi saat orangtua menyelesaikan masalah. Begitu pula saat anak sedang bermasalah dengan saudaranya atau dengan orangtua.
Misal, jika anak kita bertengkar dengan saudaranya, ajak anak kita untuk berbicara dengan tenang dan tidak berteriak. Beri contoh dulu dari orangtua yang berbicara tenang dan tidak berteriak pada anak jika ada anak sedang bermasalah.
Ajarkan anak untuk mendengarkan dan merima perasaan oranglain. Gunakan kalimat bertanya untuk menyelesaikan masalah bersama, tanyakan pada anak apa yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah mereka. Biarkan anak menyelesaikan sendiri masalahnya, bukan diambil alih dan diselesaikan oleh orangtua.
2. Berkomunikasi asertif
3. Mendidik anak mengenai komitmen, dan
4. Mendidik anak mengenai kerjasama
Di artikel sebelumnya juga kita sudah cukup rinci membahas tentang memperkuat konsep diri anak untuk mendidik mereka menjadi suami dan istri yang baik. Selanjutnya kita akan membahas lebih rinci mengenai kemampuan komunikasi asertif yang terbuka dan dua arah.
Ayah Bunda dapat memulainya dengan memberikan teladan dari bagaimana kita berkomunikasi dengannya dan dengan pasangan kita.
Membiasakan seluruh anggota keluarga menerima perasaan dan berempati pada perasaan orang lain juga merupakan kemampuan yang perlu ditanamkan, agar anak kita menjadi suami dan istri yang memahami dan berempati pada perasaan pasangannya.
Pada prinsipnya, perasaan adalah hal yang perlu untuk dibicarakan. Biasakan untuk menyelesaikan masalah dengan diskusi menggunakan kalimat yang baik dan intonasi yang tepat.
Jika ayah dan bunda sedang dalam masalah, tunjukkan pada anak bahwa orangtua bekerjasama menyelesaikan masalah. Anak boleh dilibatkan dalam diskusi saat orangtua menyelesaikan masalah. Begitu pula saat anak sedang bermasalah dengan saudaranya atau dengan orangtua.
Misal, jika anak kita bertengkar dengan saudaranya, ajak anak kita untuk berbicara dengan tenang dan tidak berteriak. Beri contoh dulu dari orangtua yang berbicara tenang dan tidak berteriak pada anak jika ada anak sedang bermasalah.
Ajarkan anak untuk mendengarkan dan merima perasaan oranglain. Gunakan kalimat bertanya untuk menyelesaikan masalah bersama, tanyakan pada anak apa yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah mereka. Biarkan anak menyelesaikan sendiri masalahnya, bukan diambil alih dan diselesaikan oleh orangtua.
Sumber :
No comments:
Post a Comment